HADI, sengaja ku tulis dengan besar, karena semua tentang dia juga berarti besar dalam hidupku. Dia adalah laki-laki ku, milikku, ya 3 tahun belakangan ia memang milik ku, tapi kini mungkin... sudah tidah tidak lagi.
Bercerita terntang juga gak kan pernah habis nya, 3 tahun bukan waktu yang singkat. I love him, really love him. Kadang suka bingung dengan anggapan orang-orang yang bilang kalau aku dan hadi hanya main-main, hanya iseng-iseng, aaah tebakan yang salah, aku serius dan gak pernah main-main.hahaha kayaknya cuma aku yang tau aku yang rasa kalau sayang ini ga pernah ada habisnya.
Jarak Jarak Jarak Jarak. ini ga gampang, ini ga semudah yang terpikirkan. aku kalah sama jarak, jarak gak hanya bikin kami jauh, tapi hati kami pun ikut-ikutan jauh. Dia menyerah dengan ujian jarak ini, aku tak ingin menyerah, aku berusaha, mungkin terasa belakangan ini kalau aku mulai kalah, aku mulai pasrah, seperti melepaskan sisa kenangan yang ada.
Sedih? pasti! aku bahkan menangisinya, diam dan merenung tentang apa yang salah dari hubungan ini, rasanya hubungan ini cukup sempurna, hadi adalah laki-laki yang aku impikan, baik, mengerti, tenang, bijaksana, laki-laki ku, sampai saat aku mengetik ini dia masih jadi laki-laki paling hebat dihidupku, entah lah bersamanya aku rasa nyaman. Aku tau semua orang merasa aneh melihat aku dan Hadi, aku tau, sifat hadi berbanding terbalik dengan ku, lalu mereka mau apa, aku emang suka dan ini gak main-main. ini bukan iseng atau kurang kerjaan, tp memang hadi lah yang membuat ku jatuh cinta.
Mungkin jarak dan orang ketiga selalu datang beriringan. hadi tergoyahkan, terbujuk rayu ntah apa lah namanya, sedih sekali, ya seperti memiliki kesayangan yang dijaga dan di peluk erat lalu dirampas. Menyalahkannya? tidak, aku yang lalai, mungkin kalau aku menjaga dengan lebih baik dia tak kan punya kesempatan merampas, Kenapa Hadi mau? pasti ia juga punya alasan yang tepat, aku tau hadi bukan orang bodoh atau ceroboh, kalau ia lebih memilih meninggalkan aku dan bersama dia, pasti ia sudah berpikir sangat keras untuk memutuskannya :) mungkin ada di diri ku yang salah, atau mungkin kurang, entahlah, kalau ia merasa aku cukup tak kan mungkin ia meninggalkan ku.
Aku gak marah, hanya kagok memikirkan apa yang salah dari diriku, bingung mencari pembenaran dari segala sikapku. Ini sudah bulan ke delapan setelah kami berpisah, cukap lama bukan, tapi aku masih disini, masih dalam proses mengikhlaskan merelakan tanpa perlu mengingat yang buruk. Dendam Karma, 2 kata itu gak kan pernah masuk dalam kamus ku. Berjanji pada diri sendiri hanya mengingat yang baik dan melupakan yang buruk agar proses move on ini menjadi proses pendawasaan yang sukses. Aamiin
ini dia hadi-ku, walaupun aku kalah, aku akan selalu bilang, INI HADI-KU
love and miss you :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar